Arsip Blog

Minggu, 03 April 2016

Menggodok mentari



“ Menggodok mentari” Karya (martinus Joko Triono)


  • Sungai Tulang Bawang















Sebuah perahu aku dayung
Mencari pelabuhan yg tak berujung
Ini kisah yg lama ku bendung
Tersikap arti jalan yg bingung

Seperti pelangi tanpa warna
Mungkin seonggok makna yg ada
Ada dan tidak tapi ini nyata
Perjalan ku diujung senja
  
Awal takdir cita-cita
Ku temui dipersimpangan asa
Terbungkus rasa di balik mata
Jadi celotehan para pengembara

Gedung aji nama penuh misteri
Takdir Tuhan menuntunku ditempat ini
Terasa layu awal kali aku berpacu disini
Tersentak orang baru menanyai

Kehidupan baru jauh dari kota
Membuatku tersungkur tak berdaya
Curamnya story selalu ku Tanya
Jadi perenungan sepanjang masa

Detik kehidupan titik dalam jalan
Arah baru hadirkan sebuah senyuman
Muculnya benih asmara dibumi perjuangan
Tumbuhkan kuncup diladang taman

Berkelu waktu di jalani
Buku kehidupan ku kuliti
Dan akhir larik kusepakati
Hidup di Gedung Aji bagai menggodok mentari.

Sejauh aku mendekatkan mu



"Sejauh aku mendekatkan mu"
Oleh : Martinus Joko Triono
 
Aku…. ya …..aku lelaki yang berdiri dalam setegak mentari
Aku tengah mengadah ke ujung bumi
Aku bersyukur kepada pemberi arti
Bahwa bidadari itu memang ada dibumi

Untukmu wanita yang ku ukir dalam waktu
Aku tau beberapa lalu aku mengenalmu
Namun ada hal berbeda dengan perasaanku
Sepertinya ada energy yang menjelma di diriku

Ku tak mungkin bawa separuh rindu
Sedangkan aku hanya memiliki bayangmu
Tak mungkin aku mengeja waktu
Sedangkan aku disini sendiri terpaku memikirkanmu

Ku persembahkan separuh jiwa
Semangatilah aku menitih dunia
Agar aku dapat merasakan makna
Menggerakan rasa dengan kamu yang ku cinta
Wanita masa depanku,,,

“Hawa Dalam Maya Ku”
  • Fransischa Melly Damayanti
Oleh : Martinus Joko Triono

Dengar dan rasakan aku bersama mu
Meski jasad ini tak terwujud dimatamu
Namun pastikan hati ini nyata untukmu
Tanyakan dinding malam aku manjamu

Sempat sepotong rasa memberi Tanya?
Seputar kisah angin malam didunia maya
Secukup nafas merenggut fatamorgana
Bercumbu senyum bernikmat selaksa

Lain waktu darahku mencabut rindu
Pelepas haus saat sapa ku cukup berbuku
Wahai wanitaku sebotol rindu mabukan ku
Kau mimpikan bahagia dilepas nafsu