Arsip Blog

Senin, 18 April 2016

“Wajah cicak dikotak”

“Wajah cicak dikotak”

Rumput sahaja masih enggan keluar pagi ini
Menatap mentari tak lagi bernyanyi tak melihat revolusi
Sebelum cacing mengenal tanah ia tetap cacing
Bermandikan tujuh ikrar dibawah tali kucing
Wanita-wanita pinggiran kota ceria membawa selaksa peristiwa
Menutupi congkak propaganda anak-anak muda
Pemikir terlalu mikir jadi kentir
Praktisi terlalu mengkebiri hati sang pemerhati
Hati-hati dewi sinta tak lagi berkekasih dengan arjuna
Nampaknya mereka telah berganti lain cerita
Harus tergerus kekinian cerita cinta
Dibalik wajah dalam lukisan pinggir kota
Masih nasi sebangkul, memikul,terpukul
Kebanyakan berderu dengan alas an merangkul
Bahkan tanah pribumi akan dikuasai dengan alas an mencangkul
Mungkin kau dilahirkan di kandang politik yang sarat pukul memukul
Martinus Joko Triono, Bandar Lampung 19-04-2016.

Gending Rapat Mayat



“Gending Rapat Mayat”

Berpayungkan gelembu lapang
Aku di olesinya dengan daun kenikir
Tak noleh tak melengkung
Berapi-rapi ritmen telanjang
Dengan punuh gelap aroma melati
Berhujan matahari
Dirimu hilang sudah jasad lelakiku
Lupa kacangan dengan lanjaran
Bermandikan embun permata rapat
Terselimuti daun kehidupan
Tari daun tembakau dan pinang
Obor-obar bulan bintang main-main
Pesta lelaki puber diramas
Gending prakasa merdeka politik muda

Martinus Joko Triono. Bandar Lampung, 19,April,2016,