Arsip Blog

Selasa, 19 April 2016

Temu Embun Sari



“Temu Embun Sari”

Tergoda berapi – rapi kencan dengan puji yang lebur
Telanjang bulan malam
Bermandikan aku embun rapal
Tanpa diramal nyai juminah mainan nanah
Bunga kamboja dipetik mbah cengir
Batu hitam sigana ritme obor
Mata air lelaki berjalan dipinggir sungai
Disasikan lelaki tawar
Daun yang di olesinya dengan temu embun sari
Ibu-ibu kemamah meludahi cuh cuh
Senang tetram buli bunting
Belok kitab kembali noleh
Bambu dibelah dua tatap muka
Lupa pinggir rumput
Hidup itu mati kapan pun mati
Lari menghilang diputaran bumi
Makan tanah,hidup untuk tanah, hilang ditanah
Martinus Joko Triono , Bandar Lampung, 19-04-2016.

Pijar Politik Titisan Sangkuni

Pijar Politik Titisan Sangkuni”
 
semut kepijit mati tanpa pamit
Air aki air ketuban
Gondeh bocah penuh tuah
Kemana mata kemana kata
Maha dan siswa bercinta di pucuk randu
Kepala melangkah
Lalu kaki berpikir
Bawang merah kepala singkong
Di pecut luka sembari mendesah
Gondeh bocah lahir dari batu
Batu sudah di kali emas
Maka kepalanya keemasan
Seperti racun milik sangkuni
Martinus Joko Triono, Bandar Lampung , 19-04,2016.