Arsip Blog

Rabu, 10 Agustus 2016

“Karna hujan aku merasa dicinta, karna hujan aku merasa terlukai”



Sebagai pengagum hujan aku termenung dalam hikmat yang sedang bersemayam
Jujur engkau adalah titik rinai hujan yang selalu aku nanti
Aku mengagumi mu maka setiap hujan aku selalu menunggu mu
Lalu kini aku tersayat dalam kepiluan engkau bukan lagi hujan yang aku kenal
Engkau melukai dan membuatku kecewa engkau berikan hujan mu untuk mendung disana
Aku tau dia tak sama dengan dengan hujan mu
Tergodakah engkau dengan mendung sedangkan harusnya engkau tau bahwa aku pengagum mu
Dulu kita sering bercerita tentang cinta dengan ramah
Aku terpesona dengan tutur kata mu dan aku mulai merasakan sesuatu entah apa itu namanya yang jelas aku begitu tak ingin lepas dari pikiran mu hujan
Namun apa sekarang engkau malah bermesra dengan sang mendung,,
Apa engkau engkau tak merasa ? engkau tak meraba? Aku terluka.
Sikapmu kini malah membuat ku semakin tak berdaya engkau ceritakan kisah indah mu bersama mendung di telingaku.
Betapa nyilu telingaku .. aku ungkapkan engkau dengan jujur bahwa aku sayang, mungkinkah aku terlalu liar sebagai penggagum mu hujan..
Kini engkau datang hanya membuat aku menjadi menangis.
_Martinus Joko Triono_