Sebagai pengagum hujan aku termenung dalam hikmat yang
sedang bersemayam
Jujur engkau adalah titik rinai hujan yang selalu aku nanti
Aku mengagumi mu maka setiap hujan aku selalu menunggu mu
Lalu kini aku tersayat dalam kepiluan engkau bukan lagi
hujan yang aku kenal
Engkau melukai dan membuatku kecewa engkau berikan hujan mu
untuk mendung disana
Aku tau dia tak sama dengan dengan hujan mu
Tergodakah engkau dengan mendung sedangkan harusnya engkau
tau bahwa aku pengagum mu
Dulu kita sering bercerita tentang cinta dengan ramah
Aku terpesona dengan tutur kata mu dan aku mulai merasakan
sesuatu entah apa itu namanya yang jelas aku begitu tak ingin lepas dari
pikiran mu hujan
Namun apa sekarang engkau malah bermesra dengan sang
mendung,,
Apa engkau engkau tak merasa ? engkau tak meraba? Aku terluka.
Sikapmu kini malah membuat ku semakin tak berdaya engkau
ceritakan kisah indah mu bersama mendung di telingaku.
Betapa nyilu telingaku .. aku ungkapkan engkau dengan jujur
bahwa aku sayang, mungkinkah aku terlalu liar sebagai penggagum mu hujan..
Kini engkau datang hanya membuat aku menjadi menangis.
_Martinus Joko Triono_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar